Senin, 25 November 2013

Prokrastinasi




Bab I
Pendahuluan

1.1 latar belakang

Prokrastinasi adalah kecendrungann untuk menunda dalam memulai, melaksanakan dan mengakiri suatu aktifitas. Istilah proktatinasi ini pertama kali diditeruskan oleh brown & holtman pada tahun 1967 istilah ini berakar dari bahasa lain "procratinase" yang berarti menunda sampai hari selanjutnya milgran (1991) menyebutkan bahwa prokrastinasi dilakukan semata-mata untuk melengkapi tugas secara optimal. Namun, penundaan itu tidak membuat tugas lebih baik lagi hal itu mengarah pada penundaan yang tidak berguna.

1.2 Rumusan masalah
1. Apa teori tentang prokrastinasi?
2. Definisi tentang prokrastinasi akademik?
3. Ciri-ciri prokratinasi akademik ?
4. Cara penanganan prokratinasi akademik ?










Bab II
Dasar teori

A . Prokrastinasi

Prokratinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai dan “cratinus” yang berarti “besok” (steel,2006). Jadi dari asal katanya prokratinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokratinasi disebut sebagai procrastinator.
Prokratinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokratinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1). Prokratinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2). Prokratinasi sebagai sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan yang irrasional 3). Prokratinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait.
Dibidang akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokratinasi di kalangan mahasiswa.
Menurut Ferrari et.al (1996), sebagai suatu perilaku penundaan, prokratinasi akademik dapat indicator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu berupa :

·         Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi
·         Keterlamabatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain yang ridak dibutuhkan
·         Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja actual
·         Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll)

Dalam psikologi, prokratinasi berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Psikologi sdering menyebut perilaku ini sebagai mekanisme untuk mencakup kecemasan yang berhubungan dengan memulai atau menyelesaikan tugas atau keputusan apapun. Schraw, pinard, wadkins, dan olafson menetapkan tiga kriteria agar suatu perilaku dapat dikelompokkan sebagai prokratinasi : harus kontraproduktif, kurang perlu, dan menunda-nunda.
Prokratinasi dapat mengakibatkan stress, rasa bersalah dan krisis, kehilangan produktivitas pribadi, juga penolakan sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab atau komitmen. Perasaan ini jika digabung dapat mendorong prokratinasi berlebihan. Meski dianggap normal bagi manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah jika melewati ambang batas normal. Prokratinasi kronis bisa jadi tanda-tanda gangguan psikologi terpendang

B. Prokrastinasi akademik

Pertama kali prokrastinasi digunakan oleh brown dan holtman untuk menggambarkan suatu kecendrungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan (hayyinah,2004). Silver menyatakan bahwa seorang melakukan prokrastinasi tidak dimaksud untuk menghindari atau tidak mau tau dengan tugas yang dihadapi, akan tetapi individu hanya menunda-nunda untuk mengerjakan sehingga menyita waktu yang dibutuhan untuk menyelesaikan tugas. Secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai kecendrungan perilaku untuk memulai suatu dengan lambat dan membawa kosukensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya.
Pada prokrastinasi arya atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademk adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas pormal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja akademik (aitken dalam ferrari, ddk.,1995). Rothablum dkk (1986) mendefinisikan prokratinasi akademik untuk selalu menunda-nunda tugas akademik dan selalu mengalami masalah yang berkaitan dengan tindakan menunda atau meninggalkan tugas tersebut.
Jeremy hsieh ( dalam hayyinah,2004) menganggap prokrastinasi sebagai suatu kecendrungan sikap yang dimiliki oleh pelajar yang sering menghadapi tugas-tugas yang mempunyai batas waktu. Noran ( dalam akinsola dkk, 2007 ) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan individu. Individu yang melakukan prokrastinasi lebih memilih mengabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting dari pada mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat.
Bedasarkan burka dan yuen (1998) faktor-faktor yang dapat memepengaruhi prokrastinasi akademik dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor external. Faktor internal meliputi takut gagal, takut sukses, takut kehilangan kontrol, takut terpisah dan takut keintiman. Faktor external meiputi pemberontkana terhadap kontrol dari pigur otoritas dan model kesuksesan dan kegagalan. Ferrari, dkk (1995) juga mengemukakan faktor yang mempengaruhi proktarisasi akademik, yang dikelompokan menjadi faktor internal dan external. Fator internal meliputi kondisi fisik dan kondisi pisikologis. Faktor external meliputi gaya pengasuhan orang tua, tingkat sekolah, reword, dan punismeat, tugas yang terlanjur banyak dan kondisi lingkungan.




Bab III
Pembahasan

Prokratinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokratinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1). Prokratinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2). Prokratinasi sebagai sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan yang irrasional 3). Prokratinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait.
Dibidang akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokratinasi di kalangan mahasiswa.

A. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
1. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas,
2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas,
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual,
4. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.

Ciri – ciri
1. Kesalahan persepsi tentang hidup.
Sebagai manusia kita tidak hanya menciptakan kata. Sebaliknya, kata-kata juga membentuk persepsi kita. Ambil contoh kata 'bekerja'. Kata ini punya konotasi negatif. Kita seringkali tidak melihatnya sebagai berkah, melainkan sebagai beban atau hukuman. Bekerja menjadi tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Karena itu, ia cenderung dihindari. Itu sebabnya, kita menjadi malas.
Kita sering mengatakan 'mau berangkat kerja'. Bisakah anda membayangkan kata itu diucapkan oleh Picasso atau Mozart? Bisakah anda membayangkan bahwa mereka mengatakan 'saya mau berangkat kerja'?
Sebagai seniman, mereka jelas lebih memilih kalimat 'saya mau berkarya'. Apa sebabnya? Sebab mereka tidak merasa bekerja, melainkan merasa melakukan sesuatu yang disenangi atau dicintainya. Mereka merasa sedang menghasilkan karya besar.
Apa artinya? Artinya, bekerja adalah media bagi mereka untuk menghasilkan berbagai masterpiece. Dengan memahami bagaimana para seniman menikmati proses berkarya itu, kita bisa mencintai apa yang kita kerjakan.

2. Merasa kewalahan.
Kita sering merasa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan. Dalam hal ini, kita perlu mengingat bahwa sebuah perjalanan 1.000 kilometer, selalu dimulai dengan langkah pertama. Artinya, kita harus punya keberanian untuk memulai. Sebesar apapun impian anda, jika anda memecahnya menjadi berbagai paket kecil, maka anda akan tetap bisa mencapainya, satu per satu.

3. Takut gagal.
Takut gagal juga bisa menciptakan penundaan. Misalnya seseorang yang bermimpi bisa menulis buku. Selama dirinya merencanakan untuk menulisnya 'pada suatu hari kelak', maka ia masih mungkin mencapainya. Jika ternyata ia berhasil memulainya dan kemudian bisa menyelesaikannya, tapi ternyata tidak ada yang membeli bukunya? Wah.. akan ada kegagalan.
Benarkah akan ada kegagalan? Bagaimana bisa ia gagal jika ia terus belajar dari berbagai kesalahan? Jangan biarkan ketakutan menghentikan anda. David J. Schwartz mengatakan, "Untuk menghadapi ketakutan, bertindaklah. Untuk semakin takut - tunggulah, berhentilah, tundalah."
4. Sifat alamiah manusia.
Secara alamiah, kita sebagai manusia ingin menghindari sakit dan meraih kesenangan. Jika anda melihat bekerja sebagai menyakitkan dan menonton TV sebagai kesenangan, maka anda cenderung menunda kerja dan memilih menonton TV. Jika anda seperti ini, maka anda termasuk 'kaum sufi', alias kaum yang suka tifi.

Menurut Burka & Yuen (2008: 8), menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku
prokrastinasi antara lain:
1. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.
2. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan
menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
3. Terus mengulang perilaku prokrastinasi
4. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.

Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 22), mengatakan bahwa
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu berupa:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
    yang dihadapi.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi jadi siswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jadi siswa yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya siswa dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, maksudnya siswa yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harusnya dikerjakan. Siswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

B.  Penanganan Prokrastinasi Akademik
1. Tidak ada waktu untuk menunda.
Yang Chu (440 ~ 360 SM) mengingatkan kita, "Seratus tahun adalah hidup yang panjang. Belum tentu satu orang dari seribu yang akan mencapainya. Dan jika seseorang bisa setua itu, waktunya masih didiskon dengan kehidupan bayi dan masa kepikunan. Kemudian dikurangi lagi dengan saat tidurnya. Dikurangi lagi dengan masa sakitnya. Dikurangi lagi dengan masa sedihnya. Dikurangi lagi dengan masa takutnya. Maka jumlah waktu senangnya, hanya akan sepuluh tahun saja.
Dengan begitupun, tidak ada satu jam pun yang tidak terbebas dari
kekhawatiran." Austin Dobs: "Time goes by, katamu? Ah tidak. Waktu tetap di tempatnya. Kitalah yang pergi."

2. Lebih cepat kita bertindak, lebih cepat kita belajar.
Dari berbagai pengalaman, kita melakukan perbaikan dan akhirnya mendapatkan hasilnya. Ingatlah bahwa berbagai hal, akan kita lakukan lebih lama daripada yang kita bayangkan. Dan lagi, kita mungkin belum akan benar di saat pertama.
Kita tidak bisa memilih hari dan waktu di mana kita akan sukses. Tapi kita bisa memilih untuk melakukannya SEKARANG. Sekaranglah saatnya untuk merealisasikan bagian awal dari sukses kita.

3. Lakukan, jangan dibayangkan.
Sekalipun segala sesuatu menuntut waktu lebih lama dari yang kita bayangkan, semua itu juga lebih mudah DILAKUKAN daripada dibayangkan. Keuntungan manusiawi ini akan hilang menguap jika kita terus menunda. Saat kita menunda, jumlah tugas akan bertambah, waktu yang tersisa akan menyusut.
Saat kita ingin mewadahi segala tugas di gayung kecil waktu kita, kualitas upaya kita akan menurun drastis, dan risiko melakukan kesalahan akan menjadi lebih besar. Ikhwan Sopa mengatakan, "Segala hal lebih berat di kepala daripada dipundak."
Aidh Al-Qarni (pengarang 'Don't Be Sad' - 'La Tahzan') mengatakan, "Usahlah engkau tanggung beban dunia. Biarlah bumi saja yang menanggungnya." Delegasikan tugas anda ke bumi, lewat jiwa dan raga anda.

4. Bertindak SEKARANG adalah kesimpulannya.
Kekuatan anda bertindak hanya ada pada SEKARANG. Anda tidak bisa bertindak BESOK, sebab besok belum tentu ada. Anda tidak bisa bertindak KEMARIN, sebab kemarin sudah tiada. KEMARIN dan BESOK tidak bisa membantu anda. SEKARANG-lah yang bisa.

5. Sekaranglah yang memberi nilai positif.
Konsekuensi dari tindakan positif akan mendongkrak nilai, rasa PD, pengetahuan, pemahaman, dan KEKUATAN anda. Adakah waktu yang lebih tepat untuk menikmati semua keuntungan itu selain SEKARANG?
6. Jadikan pemain, bukan penonton.
Nikmati hidup anda SEKARANG, daripada melihat orang lain menikmati hidupnya. Jadilah pemain dan bukan penonton. Daripada menonton apa yang terjadi pada diri anda, ciptakanlah apa yang anda inginkan terjadi pada diri anda.

7. Temukanlah diri anda.
Kejutkanlah diri anda, buatlah diri anda terperangah dengan menjadi seseorang yang anda sendiri tidak pernah membayangkannya.

8. Anda pernah menyesali waktu yang telah anda sia-siakan?
Jika ya, gunakan penyesalan itu untuk memacu anda. Dengan bertahan pada prioritas, anda akan melindungi diri sendiri dari penyesalan di kemudian hari.

9. Songsonglah kesempatan.
Kesempatan memang disediakan untuk mereka yang mengambil tindakan. Sekali ia menampakkan diri, anda harus segera bertindak karena ia tak akan muncul dua kali. Jadi songsonglah kesempatan anda.

10. Sibukkan diri dengan berbagai aktivitas bermanfaat.
Jika anda menyibukkan diri, anda tak akan punya waktu untuk mengeluh atau jatuh di bawah pengaruh negatif orang lain.

11. Ciptakan lebih banyak waktu!
Jika anda selalu mengerjakan sesuatu segera setelah ia muncul, maka anda telah efisien dalam bertindak. Dan dengan begitu, anda akan punya lebih banyak waktu.

Salah satu contoh pendekatan kognitif-perilaku untuk penanganan
prokrastinasi akademik dikembangkan oleh Johnson & McCown dengan nama
program “Doing It Now (DIN)”. Intervensi terapeutik terdiri dari 10 sesi dengan
menggunakan teknik ‘self monitoring’ dan ‘relaxation’ untuk mengatasi disfungsi
kognitif dan kecemasan. Menurut Johnson & McCown terdapat dua karakteristik
procrastinator yaitu :
1) neurotic avoidance (berasosiasi dengan overarousal yang
kemudian melahirkan kecemasan)
2) lack of conscientiousness (berasosiasi dengan underarousal yang kemudian melahirkan sikap impulsif).
Dalam program DIN, Johnson & McCown menggunakan beberapa strategi untuk mengintervensi kedua jenis prokrastinator tersebut. Sebagai contoh,teknik ‘anxiety-reducing’ dengan menggunakan latihan relaksasi bertujuan untuk membantu individu yang mengalami prokrastinasi pada level tinggi. Untuk level
prokrastinasi rendah direkomendasikan teknik ‘komitmen verbal’ untuk menuntaskan tugas dalam jangka waktu tertentu. Namun, strategi utama untuk
mengintervensi kedua jenis prokrastinasi adalah terapi kognitif-perilaku dalam
kerangka restrukturisasi distorsi kognitif.
Menurut Ferrari (1995) ketakutan tidak rasional merupakan aspek penting
dari intervensi ‘anxious procrastinator’. Selama sesi DIN, dilakukan modifikasi
keyakinan disfungsional individu yang tidak dapat menuntaskan tugasnya dengan
alasan yang tidak rasioanal. Partisipan dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk mengindentifikasi berbagai disfungsi kognisi dan menelaah bagaimana pengaruhnya terhadap penuntasan tugas. Meskipun tidak secara eksplisit, diasumsikan bahwa melalui proses tersebut memungkinkan partisipan untuk mengenal kerugian dari pikiran tidak rasional dan berniat untuk mengubah
kognisi yang disfungsional.
 Boice (1996) mengemukakan sepuluh prinsip dasar efikasi diri untuk membantu procrastinator yaitu:
1) bersikap tenang dan sabar sebelum menulis.
2) sebelum merasa siap menulis, kumpulkan informasi, susun dan buat kerangka gagasan.
3) rinci tugas ke dalam aktivitas harian
4) berhenti dan lakukan istirahat ketika diperlukan.
5) seimbangkan antara kerangka gagasan dengan kerja actual.
6) cermati pikiran dan kebiasaan negatif selama mengerjakan tugas.
7) kelola emosi selama bekerja dengan cara menghindari sikap tergesa-gesa dan supervisial.
8) hindari melibatkan emosi yang terlalu berlebihan dalam pekerjaan.
9) ijinkan orang lain mengkritisi hasil pekerjaan, dan 10) hindari upaya menghamburkan energi, seperti bekerja sampai kelelahan dan tidak toleran terhadap kritik.

Dalam konteks pendekatan kognitif-perilaku, Burka dan Yuen (1983)
mengemukakan beberapa strategi manajemen waktu untuk membantu
prokrastinator. Beberapa strategi tersebut adalah:
1) kerjakan tugas yang hasilnya
dapat diobservasi oleh orang lain.
2) rinci tugas utama ke dalam aktivitas spesifik, konkrit, dan terurai.

Burka dan Yuen (1983) juga mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi prokrastinasi, yaitu;
1) visualisasikan kemajuan,
2) optimalkan potensi sukses
3) tetapkan batas waktu penuntasan kerja
4) mulailah bekerja sebelum ‘feeling in the mood’, 5) hindari melakukan
Rasionalisasi.
5) fokuskan satu kegiatan dalam satu waktu.
6) hadapi dengan hambatan awal dalam bekerja.
7) jika diperlukan bersikap lah fleksibel terhadap tujuan.
8) kurangi kebutuhan akan kesempurnaan, dan 9) berikan penghargaan
atas kemajuan yang dicapai.









Bab IV
Penutup

A. Kesimpulan
Dalam psikologis prokastinasi adalah tindakan mengganti tugas berkempentingan tinggi dengan berkepentingan rendah, psikologi sering mengatakan prilaku ini sebagai mekanisme untuk mencapai kecemasan.
Prokastinasi dapat menjadi sumber atas rasa bersalah dana krisis kehilangan produktivitas pribadi dan pemahaman sosial untuk memenuhi tanggung jawab. Meski di anggap umum bagi manusia samapai batas tertentu hal ini dapat menjadi masalah jika melewati ambang batas normal. Prokastinasi kronis bisa menjadi tanda-tanda ganguan psikologis terpendam.

B. Saran
Akan jauh lebh baik jika tidak melakukan Prokrastinasi atau menunda-nunda pekerjaan karena dapat merugikan diri kita sendiri dan juga dapat merugikan orang lain.












DAFTAR PUSTAKA

Haycock,A.Laurel,Patricia McCarthy (1997).Procrastination in College Students : The Role of Selft-Efficacy and anxiety.Journal of counseling & Development, summer 1998. Volume 76.
Ferrari,J. R., Jhonson, J. L., dan McCown, W. G. 1995. Procrastination And Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.                           
Wikipedia. H-1, 21 nov 2013 http://id.m.wikipedia.org/wiki/prokrastinasi