Bab I
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Prokrastinasi adalah kecendrungann untuk menunda dalam memulai,
melaksanakan dan mengakiri suatu aktifitas. Istilah proktatinasi ini pertama
kali diditeruskan oleh brown & holtman pada tahun 1967 istilah ini berakar
dari bahasa lain "procratinase" yang berarti menunda sampai hari
selanjutnya milgran (1991) menyebutkan bahwa prokrastinasi dilakukan
semata-mata untuk melengkapi tugas secara optimal. Namun, penundaan itu tidak
membuat tugas lebih baik lagi hal itu mengarah pada penundaan yang tidak
berguna.
1.2 Rumusan
masalah
1. Apa teori tentang prokrastinasi?
2. Definisi tentang prokrastinasi akademik?
3. Ciri-ciri prokratinasi akademik ?
4. Cara penanganan prokratinasi akademik ?
Bab II
Dasar teori
A . Prokrastinasi
Prokratinasi berasal dari bahasa latin
yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai dan “cratinus” yang
berarti “besok” (steel,2006). Jadi dari asal katanya prokratinasi adalah lebih
suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokratinasi disebut
sebagai procrastinator.
Prokratinasi adalah menunda dengan sengaja
kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat
menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian
prokratinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1). Prokratinasi
adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan
tujuan dan alasan penundaan 2). Prokratinasi sebagai sebagai suatu pola
perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang dilakukan
sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan
biasanya disertai dengan keyakinan yang irrasional 3). Prokratinasi sebagai
suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan
struktur mental yang saling terkait.
Dibidang akademik cukup sering terlihat secara langsung
perilaku prokratinasi di kalangan mahasiswa.
Menurut Ferrari et.al (1996), sebagai
suatu perilaku penundaan, prokratinasi akademik dapat indicator tertentu dan
diamati melalui ciri-ciri tertentu berupa :
·
Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang
dihadapi
·
Keterlamabatan dalam menyelesaikan tugas, karena
melakukan hal-hal lain yang ridak dibutuhkan
·
Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan
dan kinerja actual
·
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
daripada tugas yang harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan
musik, jalan-jalan, dll)
Dalam psikologi, prokratinasi berarti
tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan
rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Psikologi sdering menyebut
perilaku ini sebagai mekanisme untuk mencakup kecemasan yang berhubungan dengan
memulai atau menyelesaikan tugas atau keputusan apapun. Schraw, pinard, wadkins,
dan olafson menetapkan tiga kriteria agar suatu perilaku dapat dikelompokkan
sebagai prokratinasi : harus kontraproduktif, kurang perlu, dan menunda-nunda.
Prokratinasi dapat mengakibatkan stress,
rasa bersalah dan krisis, kehilangan produktivitas pribadi, juga penolakan
sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab atau komitmen. Perasaan ini jika
digabung dapat mendorong prokratinasi berlebihan. Meski dianggap normal bagi
manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah jika melewati
ambang batas normal. Prokratinasi kronis bisa jadi tanda-tanda gangguan
psikologi terpendang
B.
Prokrastinasi akademik
Pertama kali prokrastinasi digunakan oleh brown dan holtman untuk
menggambarkan suatu kecendrungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau
pekerjaan (hayyinah,2004). Silver menyatakan bahwa seorang melakukan
prokrastinasi tidak dimaksud untuk menghindari atau tidak mau tau dengan tugas
yang dihadapi, akan tetapi individu hanya menunda-nunda untuk mengerjakan
sehingga menyita waktu yang dibutuhan untuk menyelesaikan tugas. Secara umum
prokrastinasi didefinisikan sebagai kecendrungan perilaku untuk memulai suatu
dengan lambat dan membawa kosukensi yang buruk bagi seseorang yang
melakukannya.
Pada prokrastinasi arya atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan
oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi
akademk adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas pormal yang
berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja akademik (aitken dalam ferrari,
ddk.,1995). Rothablum dkk (1986) mendefinisikan prokratinasi akademik untuk
selalu menunda-nunda tugas akademik dan selalu mengalami masalah yang berkaitan
dengan tindakan menunda atau meninggalkan tugas tersebut.
Jeremy hsieh ( dalam hayyinah,2004) menganggap prokrastinasi sebagai suatu
kecendrungan sikap yang dimiliki oleh pelajar yang sering menghadapi
tugas-tugas yang mempunyai batas waktu. Noran ( dalam akinsola dkk, 2007 )
mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam
mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan individu. Individu yang
melakukan prokrastinasi lebih memilih mengabiskan waktu dengan teman atau
pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting dari pada mengerjakan tugas
yang harus diselesaikan dengan cepat.
Bedasarkan burka dan yuen (1998) faktor-faktor yang dapat memepengaruhi
prokrastinasi akademik dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
external. Faktor internal meliputi takut gagal, takut sukses, takut kehilangan
kontrol, takut terpisah dan takut keintiman. Faktor external meiputi
pemberontkana terhadap kontrol dari pigur otoritas dan model kesuksesan dan
kegagalan. Ferrari, dkk (1995) juga mengemukakan faktor yang mempengaruhi
proktarisasi akademik, yang dikelompokan menjadi faktor internal dan external.
Fator internal meliputi kondisi fisik dan kondisi pisikologis. Faktor external
meliputi gaya pengasuhan orang tua, tingkat sekolah, reword, dan punismeat,
tugas yang terlanjur banyak dan kondisi lingkungan.
Bab III
Pembahasan
Prokratinasi adalah menunda dengan sengaja
kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat
menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian
prokratinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1). Prokratinasi
adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan
tujuan dan alasan penundaan 2). Prokratinasi sebagai sebagai suatu pola
perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang dilakukan
sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan
biasanya disertai dengan keyakinan yang irrasional 3). Prokratinasi sebagai
suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan
struktur mental yang saling terkait.
Dibidang akademik cukup sering terlihat secara langsung
perilaku prokratinasi di kalangan mahasiswa.
A. Ciri-ciri Prokrastinasi
Akademik
1. Penundaan untuk memulai dan
menyelesaikan tugas,
2. Keterlambatan
dalam mengerjakan tugas,
3. Kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual,
4. Melakukan
aktivitas yang lebih menyenangkan.
Ciri – ciri
1. Kesalahan persepsi tentang
hidup.
Sebagai manusia
kita tidak hanya menciptakan kata. Sebaliknya, kata-kata juga membentuk
persepsi kita. Ambil contoh kata 'bekerja'. Kata ini punya konotasi negatif.
Kita seringkali tidak melihatnya sebagai berkah, melainkan sebagai beban atau
hukuman. Bekerja menjadi tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Karena itu, ia
cenderung dihindari. Itu sebabnya, kita menjadi malas.
Kita sering
mengatakan 'mau berangkat kerja'. Bisakah anda membayangkan kata itu diucapkan
oleh Picasso atau Mozart? Bisakah anda membayangkan bahwa mereka mengatakan
'saya mau berangkat kerja'?
Sebagai seniman,
mereka jelas lebih memilih kalimat 'saya mau berkarya'. Apa sebabnya? Sebab mereka
tidak merasa bekerja, melainkan merasa melakukan sesuatu yang disenangi atau
dicintainya. Mereka merasa sedang menghasilkan karya besar.
Apa artinya? Artinya, bekerja
adalah media bagi mereka untuk menghasilkan berbagai masterpiece. Dengan
memahami bagaimana para seniman menikmati proses berkarya itu, kita bisa
mencintai apa yang kita kerjakan.
2. Merasa kewalahan.
Kita sering
merasa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan. Dalam hal ini, kita perlu
mengingat bahwa sebuah perjalanan 1.000 kilometer, selalu dimulai dengan
langkah pertama. Artinya, kita harus punya keberanian untuk memulai. Sebesar
apapun impian anda, jika anda memecahnya menjadi berbagai paket kecil, maka
anda akan tetap bisa mencapainya, satu per satu.
3. Takut gagal.
Takut gagal juga
bisa menciptakan penundaan. Misalnya seseorang yang bermimpi bisa menulis buku.
Selama dirinya merencanakan untuk menulisnya 'pada suatu hari kelak', maka ia
masih mungkin mencapainya. Jika ternyata ia berhasil memulainya dan kemudian
bisa menyelesaikannya, tapi ternyata tidak ada yang membeli bukunya? Wah.. akan
ada kegagalan.
Benarkah akan ada kegagalan?
Bagaimana bisa ia gagal jika ia terus belajar dari berbagai kesalahan? Jangan
biarkan ketakutan menghentikan anda. David J. Schwartz mengatakan, "Untuk
menghadapi ketakutan, bertindaklah. Untuk semakin takut - tunggulah,
berhentilah, tundalah."
4. Sifat alamiah manusia.
Secara alamiah,
kita sebagai manusia ingin menghindari sakit dan meraih kesenangan. Jika anda
melihat bekerja sebagai menyakitkan dan menonton TV sebagai kesenangan, maka
anda cenderung menunda kerja dan memilih menonton TV. Jika anda seperti ini,
maka anda termasuk 'kaum sufi', alias kaum yang suka tifi.
Menurut Burka & Yuen (2008: 8), menjelaskan ciri-ciri seorang
pelaku
prokrastinasi antara lain:
1.
Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.
2. Berpendapat
lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan
menunda
pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
3. Terus
mengulang perilaku prokrastinasi
4. Pelaku prokrastinasi
akan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Menurut Ferrari
(M. N. Ghufron, 2003: 22), mengatakan bahwa
sebagai suatu perilaku
penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam indikator
tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu berupa:
a.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang
dihadapi.
b. Keterlambatan
dalam mengerjakan tugas.
c. Kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Penundaan untuk
memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi jadi siswa yang
melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera
diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau
menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai
mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jadi siswa yang
melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator
menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan,
maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas,
tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang
tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya
secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya siswa dalam melakukan suatu
tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. Kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual, maksudnya siswa yang melakukan
prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami
keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh
orang lain maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang
mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah
ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga melakukannya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun
kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas
lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harusnya dikerjakan.
Siswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera melakukan
tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan
aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,
seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol,
jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia
miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk
memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan
dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan.
B. Penanganan Prokrastinasi Akademik
1. Tidak ada waktu untuk menunda.
Yang Chu (440 ~
360 SM) mengingatkan kita, "Seratus tahun adalah hidup yang panjang. Belum
tentu satu orang dari seribu yang akan mencapainya. Dan jika seseorang bisa
setua itu, waktunya masih didiskon dengan kehidupan bayi dan masa kepikunan. Kemudian
dikurangi lagi dengan saat tidurnya. Dikurangi lagi dengan masa sakitnya.
Dikurangi lagi dengan masa sedihnya. Dikurangi lagi dengan masa takutnya. Maka
jumlah waktu senangnya, hanya akan sepuluh tahun saja.
Dengan begitupun, tidak ada satu
jam pun yang tidak terbebas dari
kekhawatiran." Austin Dobs:
"Time goes by, katamu? Ah tidak. Waktu tetap di tempatnya. Kitalah yang
pergi."
2. Lebih cepat kita bertindak,
lebih cepat kita belajar.
Dari berbagai
pengalaman, kita melakukan perbaikan dan akhirnya mendapatkan hasilnya.
Ingatlah bahwa berbagai hal, akan kita lakukan lebih lama daripada yang kita
bayangkan. Dan lagi, kita mungkin belum akan benar di saat pertama.
Kita tidak bisa memilih hari dan
waktu di mana kita akan sukses. Tapi kita bisa memilih untuk melakukannya
SEKARANG. Sekaranglah saatnya untuk merealisasikan bagian awal dari sukses
kita.
3. Lakukan, jangan dibayangkan.
Sekalipun segala sesuatu menuntut
waktu lebih lama dari yang kita bayangkan, semua itu juga lebih mudah DILAKUKAN
daripada dibayangkan. Keuntungan manusiawi ini akan hilang menguap jika kita
terus menunda. Saat kita menunda, jumlah tugas akan bertambah, waktu yang
tersisa akan menyusut.
Saat kita ingin mewadahi segala
tugas di gayung kecil waktu kita, kualitas upaya kita akan menurun drastis, dan
risiko melakukan kesalahan akan menjadi lebih besar. Ikhwan Sopa mengatakan,
"Segala hal lebih berat di kepala daripada dipundak."
Aidh Al-Qarni (pengarang 'Don't Be
Sad' - 'La Tahzan') mengatakan, "Usahlah engkau tanggung beban dunia. Biarlah
bumi saja yang menanggungnya." Delegasikan tugas anda ke bumi, lewat jiwa
dan raga anda.
4. Bertindak SEKARANG adalah
kesimpulannya.
Kekuatan anda
bertindak hanya ada pada SEKARANG. Anda tidak bisa bertindak BESOK, sebab besok
belum tentu ada. Anda tidak bisa bertindak KEMARIN, sebab kemarin sudah tiada.
KEMARIN dan BESOK tidak bisa membantu anda. SEKARANG-lah yang bisa.
5. Sekaranglah yang memberi nilai
positif.
Konsekuensi dari
tindakan positif akan mendongkrak nilai, rasa PD, pengetahuan, pemahaman, dan
KEKUATAN anda. Adakah waktu yang lebih tepat untuk menikmati semua keuntungan
itu selain SEKARANG?
6. Jadikan pemain, bukan penonton.
Nikmati hidup
anda SEKARANG, daripada melihat orang lain menikmati hidupnya. Jadilah pemain
dan bukan penonton. Daripada menonton apa yang terjadi pada diri anda,
ciptakanlah apa yang anda inginkan terjadi pada diri anda.
7. Temukanlah diri anda.
Kejutkanlah diri
anda, buatlah diri anda terperangah dengan menjadi seseorang yang anda sendiri
tidak pernah membayangkannya.
8. Anda pernah menyesali waktu yang
telah anda sia-siakan?
Jika ya, gunakan
penyesalan itu untuk memacu anda. Dengan bertahan pada prioritas, anda akan
melindungi diri sendiri dari penyesalan di kemudian hari.
9. Songsonglah kesempatan.
Kesempatan memang disediakan untuk
mereka yang mengambil tindakan. Sekali ia menampakkan diri, anda harus segera
bertindak karena ia tak akan muncul dua kali. Jadi songsonglah kesempatan anda.
10. Sibukkan diri dengan berbagai
aktivitas bermanfaat.
Jika anda menyibukkan diri, anda
tak akan punya waktu untuk mengeluh atau jatuh di bawah pengaruh negatif orang
lain.
11. Ciptakan lebih banyak waktu!
Jika anda selalu mengerjakan
sesuatu segera setelah ia muncul, maka anda telah efisien dalam bertindak. Dan
dengan begitu, anda akan punya lebih banyak waktu.
Salah satu
contoh pendekatan kognitif-perilaku untuk penanganan
prokrastinasi akademik
dikembangkan oleh Johnson & McCown dengan nama
program “Doing It Now
(DIN)”. Intervensi terapeutik terdiri dari 10 sesi dengan
menggunakan teknik ‘self
monitoring’ dan ‘relaxation’ untuk mengatasi disfungsi
kognitif dan kecemasan.
Menurut Johnson & McCown terdapat dua karakteristik
procrastinator yaitu :
1) neurotic
avoidance (berasosiasi dengan overarousal yang
kemudian melahirkan kecemasan)
2) lack of
conscientiousness (berasosiasi dengan underarousal yang kemudian
melahirkan sikap impulsif).
Dalam program DIN, Johnson
& McCown menggunakan beberapa strategi untuk mengintervensi kedua jenis
prokrastinator tersebut. Sebagai contoh,teknik ‘anxiety-reducing’ dengan
menggunakan latihan relaksasi bertujuan untuk membantu individu yang mengalami
prokrastinasi pada level tinggi. Untuk level
prokrastinasi rendah
direkomendasikan teknik ‘komitmen verbal’ untuk menuntaskan tugas dalam jangka
waktu tertentu. Namun, strategi utama untuk
mengintervensi kedua jenis
prokrastinasi adalah terapi kognitif-perilaku dalam
kerangka restrukturisasi
distorsi kognitif.
Menurut Ferrari
(1995) ketakutan tidak rasional merupakan aspek penting
dari intervensi ‘anxious
procrastinator’. Selama sesi DIN, dilakukan modifikasi
keyakinan disfungsional
individu yang tidak dapat menuntaskan tugasnya dengan
alasan yang tidak rasioanal.
Partisipan dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk mengindentifikasi
berbagai disfungsi kognisi dan menelaah bagaimana pengaruhnya terhadap
penuntasan tugas. Meskipun tidak secara eksplisit, diasumsikan bahwa melalui
proses tersebut memungkinkan partisipan untuk mengenal kerugian dari pikiran
tidak rasional dan berniat untuk mengubah
kognisi yang disfungsional.
Boice (1996) mengemukakan sepuluh prinsip
dasar efikasi diri untuk membantu procrastinator yaitu:
1) bersikap
tenang dan sabar sebelum menulis.
2) sebelum merasa siap menulis, kumpulkan informasi, susun dan buat
kerangka gagasan.
3) rinci tugas ke dalam aktivitas harian
4) berhenti dan lakukan istirahat ketika diperlukan.
5) seimbangkan antara kerangka gagasan dengan kerja actual.
6) cermati pikiran dan kebiasaan negatif selama mengerjakan tugas.
7) kelola emosi selama bekerja dengan cara menghindari sikap tergesa-gesa
dan supervisial.
8) hindari melibatkan emosi yang terlalu berlebihan dalam pekerjaan.
9) ijinkan orang lain mengkritisi hasil pekerjaan, dan 10) hindari upaya
menghamburkan energi, seperti bekerja sampai kelelahan dan tidak toleran
terhadap kritik.
Dalam konteks
pendekatan kognitif-perilaku, Burka dan Yuen (1983)
mengemukakan beberapa
strategi manajemen waktu untuk membantu
prokrastinator. Beberapa
strategi tersebut adalah:
1) kerjakan
tugas yang hasilnya
dapat
diobservasi oleh orang lain.
2) rinci tugas
utama ke dalam aktivitas spesifik, konkrit, dan terurai.
Burka dan Yuen
(1983) juga mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi prokrastinasi, yaitu;
1)
visualisasikan kemajuan,
2) optimalkan
potensi sukses
3) tetapkan
batas waktu penuntasan kerja
4) mulailah
bekerja sebelum ‘feeling in the mood’, 5) hindari melakukan
Rasionalisasi.
5) fokuskan satu
kegiatan dalam satu waktu.
6) hadapi dengan
hambatan awal dalam bekerja.
7) jika
diperlukan bersikap lah fleksibel terhadap tujuan.
8) kurangi
kebutuhan akan kesempurnaan, dan 9) berikan penghargaan
atas kemajuan
yang dicapai.
Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
Dalam psikologis prokastinasi adalah tindakan mengganti tugas
berkempentingan tinggi dengan berkepentingan rendah, psikologi sering
mengatakan prilaku ini sebagai mekanisme untuk mencapai kecemasan.
Prokastinasi dapat menjadi sumber atas rasa bersalah dana krisis kehilangan
produktivitas pribadi dan pemahaman sosial untuk memenuhi tanggung jawab. Meski
di anggap umum bagi manusia samapai batas tertentu hal ini dapat menjadi
masalah jika melewati ambang batas normal. Prokastinasi kronis bisa menjadi
tanda-tanda ganguan psikologis terpendam.
B. Saran
Akan jauh lebh baik jika tidak melakukan Prokrastinasi atau menunda-nunda pekerjaan
karena dapat merugikan diri kita sendiri dan juga dapat merugikan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Haycock,A.Laurel,Patricia
McCarthy (1997).Procrastination in College Students : The Role of
Selft-Efficacy and anxiety.Journal of counseling & Development, summer
1998. Volume 76.
Ferrari,J. R.,
Jhonson, J. L., dan McCown, W. G. 1995. Procrastination And Task Avoidance:
Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.
Wikipedia.
H-1, 21 nov 2013 http://id.m.wikipedia.org/wiki/prokrastinasi
Assalamu'alaikum, selamat sore. Perkenalkan saya laila, lewat komentar ini saya ingin minta tolong untuk diberitahu tentang referensi buku prokrastinasi akademik yang digunakan. jika tidak keberatan, tolong tulis referensi buku-buku tentang prokrastinasi dan kirim ke alamat saya Lailatulmuniroh83@gmail.com. Terima kasih, di tunggu responnya.
BalasHapusAssalammualaikum, mau nanyak refrensi tentang prokrastinasi, soal nya buat tugas. Mohon di respon ya
BalasHapus